Pentingnya Pendidikan Berkarakter


Proses pembelajaran yang masih menekankan penguasaan materi dan lebih terlihat lagi adalah target evaluasi yang masih bertumpu pada angka-angka menunjukkan bahwa konsep pendidikan masih berkutat pada peningkatan dimensi kognitif, tapi lemah pada dimensi yang lain, seperti psikomotorik dan afektif. Bahkan, secara nasional, keberhasilan pendidikan diukur melalui pengujian materi yang hanya berisi aspek kognitif saja. Hal ini terbukti pada pelaksanaan Ujian Nasional. Sedangkan pendidikan yang lain, seperti akhlak, kekerasan, belum tersentuh. Ini yang menjadi sebab pentingnya pendidikan berkarakter.
Pendidikan karakter juga belum diimplementasikan dalam kurikulum yang dijadikan acuan dalam kegiatan pembelajaran. Yang ada hanyalah siswa dididik untuk mendapatkan nilai yang tinggi dan mendapatkan prestasi yang bagus. Akhirnya lulusan yang dihasilkan kurang memiliki karakter yang jelas. Bahkan lulusan yang dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan oleh masyarakat, baik dari segi mentalitas maupun moralitas.
Lulusan yang memiliki nilai yang bagus belum tentu memiliki moralitas dan mentalitas yang bagus. Konsep pendidikan yang tidak hanya mengacukepada nilai seharusnya sudah dilaksanakan oleh lembaga pendidikan agar manusia Indonesia memiliki karakter yang jelas. Jangan sampai generasi mendatang sama saja dengan generasi-generasi sebelumnya yang belum sadar terhadap nilai-nilai sosial yang seharusnya dibangun.
Tulisan ini saya kopi paste dari blog saya disini. gambar saya ambil dari sini.

Postingan terkait:

13 Tanggapan untuk "Pentingnya Pendidikan Berkarakter"

  1. betul mas huda.. rasanya ngk adil selama 3th cma ditentukan sama ujian yg cma ada beberapa hari doank hasilnya byk yg lulus anak2 yg ngk bermolaritas tinggi karena untung mujur saja kelulusannya.

    BalasHapus
  2. UN udah kyk momok yg menakutkan ya.. Sebetulnya kasian liatnya kayaknya otak para siswa di bebani dg jawaban2 yg hanya berisi benar atau salah.. Pdhl dlm kehidupan sehari2 yg namanya jawaban gak selalu seputar benar-salah, tp bisa juga antara keduanya (abu2).. Setelah lulus mau apa? mau kemana? itu yg seringkali jd problema, krn selama ini yg di kejar hanyalah sebuah nilai.. Pdhl dlm kenyataannya dlm kehidupan sehari2, byk org2 sukses yg berhasil justru pd saat sklh nilainya biasa2 aja.. Tp org2 tsb tau apa yg dia jalani

    BalasHapus
  3. kalau kata ippho santosa si pakar kanan sih, sekolah itu lebih ke otak kiri yang sistematis dan kaku, padahal seharusnya otak kanan lebih dikembangkan karna di otak kanan sosialisasi, kreatifitas dsb.nya lebih dikembangkan

    BalasHapus
  4. Kami yang di sekolah juga bingung Mas, yg mana yg musti didahulukan. Ngejar konten apa pendidikan karakter.
    Atau mungkin pakai jalan tengah ya...
    Tapi untuk berjalan beriringan juga tak mudah karena kita terikat batas waktu atau target waktu

    BalasHapus
  5. Menghadapi UN kaya yang mau perang aja ya Mas,siap tempur..
    Terkadang ga adil aja, kita sekolah 3 tahun, ga lulus hanya karena nilai UN kecil..hiks..

    Kasihan pada stress..

    BalasHapus
  6. lalu apa yang harus dirubah dari sistem pendidikan kita???

    mulai belajar dari sekarang-_

    perlu di kroscek.. sistem pendidikan sekarang menjadikan rasa peka dan peduli kepada masyarakat berkurang.,,, m

    BalasHapus
  7. postingan yg bagus , ya gk setiap nilai A moral A...

    BalasHapus
  8. banyak sih paradigma kita yg komplen dengan UN tapi lum ada tindakan yg membekas saja

    BalasHapus
  9. UN itu kesannya angker banget ya

    BalasHapus
  10. Sebenarnya dari dulu pendidikan kita sudah berkarakter cuma trkadang penerapannya saja yang gagal :)

    BalasHapus
  11. terima kasih atas informasi yang telah di berikan

    BalasHapus
  12. betul banget mas.. semester kemarin ane di ajarin yang bertemakan ini (y) sip banget pokoknya

    BalasHapus