Cara mendapatkan Ide Baru

Sudah dua jam saya menatap layar komputer saya hanya sekedar membaca dan mengomentari status-status di facebook. Sesekali tab saya pindah menuju ke halaman blogger yang masih kosong belum terisi apa-apa, karena dari tadi saya sibuk memikirkan apa yang akan saya tuliskan pada postingan saya ini. Sempat terpikir untuk menuliskan tentang perjalanan saya tadi malam menuju Gedung Wanitatama Yogyakarta, tempat Jogja Muslim Fair yang sedang berlangsung, tapi tidak jadi. Padahal semalam ada bedah buku "Mahir Mendongeng" karya Kak Bimo yang sebenarnya sangat bagus untuk diulas. Tapi karena saya semalam hanya melihat beliau mendongeng akhirnya terpaksa saya batalkan untuk menuliskannya. Rasanya ide baru itu susah sekali dituangkan.

Selain ide itu, pertandingan antara Real Madrid melawan CSKA dini hari tadi juga bagus untuk dituliskan mestinya. Atau pertandingan final lomba tennis meja antara Hasan dari Usroh Abu Bakar melawan Imam dari Usroh Utsman Bin Affan dalam Pekan Kompetisi Unires tadi pagi juga hal yang bagus untuk dijadikan ide baru dalam catatan saya ini. Tapi lagi-lagi saya gagal untuk bisa memulai menceritakannya, padahal sebenarnya banyak hal positif yang bisa diambil dari cerita-cerita yang seharusnya bisa saya rangkai dari apa yang saya alami dari hari kemaren.

Memang terkadang ide baru itu mudah sekali didapatkannya, seperti ketika kita melihat sampah-sampah yang berserakan di sekitar kita kemudian kita mengambilnya dan membuangnya pada tempat sampah. Begitulah ide baru, banyak sekali ide yang muncul dalam kepala kita, tidak hanya satu tapi lebih. Akan tetapi kadang kita enggan untuk mengambilnya dan menaruhnya pada tempat yang seharusnya. Seperti sampah yang seharusnya kita tempatkan pada tempat sampah. Bahkan ide baru kadang datang tanpa pernah kita bisa merencanakannya alias datang secara tiba-tiba.

Ketika kita sedang berada dipinggir jalan misalnya kemudian kita melihat seorang nenek tua yang akan menyeberang jalan, otak kita akan berpikir apakah kita akan membantu atau membiarkan nenek tersebut menyeberang sendirian, kita akan mengambil keputusan untuk diri kita sendiri. Maka sebenarnya ide baru itu sudah ada di sekitar kita masing-masing, tinggal kita saja yang mau atau tidak mau mengambilnya. Dan akhirnya jadilah tulisan saya yang saya pikirkan selama dua jam tadi hanya dalam waktu lima belas menit. 

Gambar saya ambil dari sini.

Postingan terkait:

6 Tanggapan untuk "Cara mendapatkan Ide Baru"

  1. Assalamu'alaykum..Salam kenal&silaturahim...mgkin saya salah satu orang yang susah dalam menemukan ide untuk menulis. Terkadang saya bingung mau nulis apa ya..?? Yang sederhanapun kadang saya juga susah untuk menuliskannya...terkadang juga ketika sdh menemukan ide, saya bingung untuk menulskannya dengan bahasa yg gimana agar menarik.. Syukron

    BalasHapus
  2. Assalamualaiku, terima kasih masukannya mas.
    Saya beri tambahan ya, menurut saya; Jangan berpikir apa yang akan ditulis, tapi tulislah apa yang ada dipikiran.

    Salam kenal!

    BalasHapus
  3. @Fitrianto

    kalau saya biasanya ya setelah nulis kalimat pertama ntar langsung ngalir aja, soale tulisan saya juga biasa aja sih...

    BalasHapus
  4. @Ichsan Afriadi

    bener banget mas, apa yang sedang kita pikirkan itulah yang harus dituliskan.. makasih mas kunjungannya

    BalasHapus
  5. ide itu seperti angin,
    mudah ditemukan, namun susah sekali ditangkap...
    maka saat berhasil menangkapnya, olahlah menjadi angin yang menyejukkan :)

    sip, trims idenya.. hihihi

    BalasHapus
  6. sspakat dan sependapat dengan Mbak Iyha. pengalaman saya, setiap ada ide yang terlintas biasanya akan saya catat apa adanya, meskipun itu berupa potongan-potongan tak beraturan. Tidak selalu langsung saya olah, kadang justru setelah berhari-hari atau berminggu setelah ide tersebut pertama muncul, tapi dengan membaca kembali catatan-catatan tersebut, saya bisa membuat satu tulisan yang meski tidak selalu cemerlang tapi setidaknya saya tidak menghabiskan banyak waktu untuk mencari-cari yang sebenarnya ada dan banyak disekitar kita.

    BalasHapus