Memotivasi diri sendiri kadang terasa sulit. Seperti mengatakan suatu hal dengan cara jujur. Mengatakan suatu hal secara jujur kadang menjadi kendala tersendiri ketika kita berada pada posisi yang serba tidak enak atau posisi rikuh. Rikuh itu mudahnya jika kita mengungkapkan hal yang sebenarnya, bisa jadi akan melukai perasaan orang lain walaupun apa yang kita katakan tersebut merupakan sebuah kebenaran. Misalkan saja ketika kita ingin berbicara jujur karena tidak bisa berangkat ke kantor tepat waktu karena terlambat bangun pagi, akhirnya kita bilang kepada atasan kita bahwa kita terlambat karena tidak ada angkutan atau jalan sedang macet.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa jika kita sudah berbicara bohong sekali, maka selanjutnya kita akan mudah untuk menambahi kebohongan tersebut dengan kebohongan-kebohongan yang lain. Seperti contoh diatas misal kita lanjutkan pasti akan muncul kebohongan yang lain. Mari kita lanjutkan dengan contoh saja:
"Mengapa terlambat ke kantor?"
"Wah maaf pak, tadi jalannya macet"
"Kan memang tiap hari jalannya macet, memang tadi bangun jam berapa?"
"Bangunnya seperti biasa pak"
"Lha iya jam berapa?"
"Mmm... nganu pak"
Beda sekali misal kita sudah mengatakan kejujuran sejak awal. Jika kita sudah menjawab "Wah maaf pak tadi saya bangunnya terlambat, makanya saya telat". Insya Allah permasalahan selesai, walaupun ini mungkin membuat kita malu. Tapi rasa malu itu akan menjadi pelajaran berharga untuk kita agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Setelah itu percayalah hati kita akan menjadi tenang tanpa beban. Selain itu, atasan kita juga akan percaya kepada kita karena kita dengan bangganya mengucapkan hal yang jujur dengan tanpa rasa malu.
Tulisan ini saya buat karena saya terinspirasi dari tulisan Mas Riez di Warung blogger. Tulisan ini salah satu cara saya untuk menemukan ide selain mencari ide dari lingkungan di sekitar saya.
"Mengapa terlambat ke kantor?"
"Wah maaf pak, tadi jalannya macet"
"Kan memang tiap hari jalannya macet, memang tadi bangun jam berapa?"
"Bangunnya seperti biasa pak"
"Lha iya jam berapa?"
"Mmm... nganu pak"
Beda sekali misal kita sudah mengatakan kejujuran sejak awal. Jika kita sudah menjawab "Wah maaf pak tadi saya bangunnya terlambat, makanya saya telat". Insya Allah permasalahan selesai, walaupun ini mungkin membuat kita malu. Tapi rasa malu itu akan menjadi pelajaran berharga untuk kita agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Setelah itu percayalah hati kita akan menjadi tenang tanpa beban. Selain itu, atasan kita juga akan percaya kepada kita karena kita dengan bangganya mengucapkan hal yang jujur dengan tanpa rasa malu.
Tulisan ini saya buat karena saya terinspirasi dari tulisan Mas Riez di Warung blogger. Tulisan ini salah satu cara saya untuk menemukan ide selain mencari ide dari lingkungan di sekitar saya.
haha,,,kalo kepepet banged banged emg biasanya bohong mas, kdg lancar ya kdg butuh perjuangan jg boong nya . tp kan ga sering2 amat, klo kepepet aja ;D
BalasHapus@mimi RaDiAl
BalasHapusHa ha ha.... yach namanya juga manusia.. he he
Sebuah kebohongan terpaksa ditutup oleh kebohongan berikutnya. Pokoknya berantai-rantai, yang kadang lupa kalau diujung kita sdh berbohong. Kalau akhirnya ketahuan, malunya selangit. Mending, kalau melakukan kesalahan ngomong jujur saja, biar gak gampang sakit jantung :)
BalasHapusSetujuhhhhh,,, hehee...
BalasHapussekali jujur tetap jujur..
begitu sebaliknya.. karena kebohongan akan terus ditutupi agar nampak sempurna, padahal justru makin menunjukkan ketidak benaran yang menganga.. :)
tadi telat bangun ya mas? hihihi
Bohong i2 susah bagi yg ga kreatif :P
BalasHapusmaaf baru bisa BW hihihi ini jujur kan bukan kebohongan :)
BalasHapus@advertiyha
BalasHapusengga kok, kan tinggalnya di asrama jadi subuh harus bangun
@Nhinis
BalasHapushla terus yang pinter bohong itu kreatif gitu.. hlah
@Lidya - Mama Pascal
BalasHapusoke deh... he he
wahahahahahahaha. . . . jujur jur. . .
BalasHapusjujur kacang ijo x. .
Saya setuju.. Dengan membuat sebuah kebohongan pasti kita akan membuat kebohongan lain untuk menutupi kebohongan pertama...
BalasHapusbohong, ditutupi bohong = bohong kuadrat~
BalasHapusenakan jujurrrr
Hihihi, kalau sekalinya bohong itu pasti bakal kecanduan buat berbohong lagi. Kayak candu gitu. Jadi bohong itu bisa jadi karena kebiasaan juga nggak sih, Mas?
BalasHapussalam kenal! saya follow blog ini, jika berkenan silakan berkunjung balik, Mas :)
Jujur ye... aku orang yang cantik :D #eaa... hahhaa
BalasHapushayo... budayakan jujur buat diri pribadi dan orang laen :)