Sholat di Kendaraan

Waktu menunjukkan pukul 17.26 ketika bis yang mengantarku ke Jogja berhenti untuk mengisi bahan bakar di sebuah pom bensin. Aku memutuskan untuk membeli minyak kayu putih di sebuah toko di seberang jalan karena perutku terasa mual mungkin karena makan bakso waktu siang di Kota Batu Malang. Ups, bukan baksonya yang membuat mual tapi aku yang tidak kuat. Aku ke kamar mandi untuk buang air kecil, salah satu antisipasi agar di dalam bis merasa nyaman. Sayangnya aku hanya memikirkan sebentar lagi waktu maghrib akan segera tiba, tapi aku tidak sekalian mengambil air wudhu untuk menyucikan diri.
 
Begitu juga bis yang mulai berjalan meninggalkan Kota Malang, waktu berjalan memasuki malam. Sore yang jingga sudah mulai hilang berganti dengan gelap. Entah, didalam bis aku tidak bisa mendengarkan suara adzan dari masjid-masjid diluar, aku menikmati Coca-cola yang aku beli sewaktu di pom bensin tadi. Tiba-tiba aku tersentak ketika salah seorang bapak di depanku melakukan gerakan-gerakan aneh. Dia berulang-ulang menunduk-nundukkan badannya ke kursi didepannya. Oh, ternyata beliau sedang melakukan sholat disaat aku sedang memikirkan untuk sholat jama' ta'khir saja ketika nanti bisnya mampir di rumah makan untuk makan malam.
 
Aku tidak memutuskan untuk mengikuti beliau sholat di dalam bis walaupun dalam hatiku sudah terjadi gejolak. Padahal sebenarnya aku lebih baik mengikuti beliau untuk melakukan sholat didalam bis saja, jadi ketika waktu maghrib sudah habis dan berganti isya aku sudah tenang karena sudah menjalankan kewajiban. Beda ketika aku memutuskan untuk jama' ta'khir, aku menunggu waktu isya ketika bis ini berhenti ketika makan malam, aku akan terus memikirkan bahwa aku masih memiliki kewajiban yang belum aku laksanakan. Padahal aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, bisa jadi terjadi kecelakaan misalnya padahal aku belum sholat.
 
Akhirnya bis sampai di Jogja pada pukul 01.00. sepertinya aku tadi tertidur saat bis meninggalkan kota Madiun, karena sekilas aku masih mengingat bahwa aku sempat melihat kota Sragen saat aku mulai memejamkan mataku. Sholat maghrib dan isya aku laksanakan dengan jama' ta'khir ketika bis berhenti pada saat makan malam. Suatu saat nanti pengalaman berharga ini akan menjadi kenangan dan pelajaran berharga bahwa ilmu yang pernah aku pelajari juga harus aku praktekkan.

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Sholat di Kendaraan"

  1. jika diperkirakan kita sampai sebelum waktu subuh memang sebaiknya kita menjama ta'khirkan ya mas, mungkin si bapak tadi hanya ikhtirom dengan waktu sholat, pengalaman yang bermanfaat mas

    BalasHapus
  2. benar mas bahwasannya ilmu itu harus dipraktekkan,supaya kita lebih mendalami ilmu tersebut.apalagi itu ilmu agama yang sangat penting bagi kita kan mas

    BalasHapus